(Tinjauan Manusia dan Keadilan)
Keadilan oleh Plato diproyeksikan
pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan
diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Menurut pernyataan yang lebih umum
dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan
kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang
menjadi haknya.
Seperti dalam kisah Melati pada film
Kekerasan dalam Pacaran. Seharusnya ia bisa mendapatkan kasih sayang dari
kekasihnya yang bernama Jaka tetapi yang terjadi justru sebaliknya ia bahkan
mendapat perlakuan yang tidak pantas. Pukulan, hinaan, caci maki, dan perlakuan
lainnya yang tidak seharusnya dilakukan kepada orang yang dikasihinya.
Semua yang Melati dapatkan adalah di
luar ekspektasinya. Perlindungan dan kasih sayang yang ia dambakan ketika ia
memiliki seorang kekasih semuanya sirna sudah. Hanya ketidakadilan yang ia
dapatkan. Semua yang menjadi permintaan Jaka harus diturutinya. Karena kalau
tidak dituruti Jaka akan langsung menghujamnya dengan kekerasan dan caci maki.
Hal yang sangat tidak pantas dilakukan kepada kaum wanita. Hal yang bahkan
tidak pernah terpikirkan oleh seorang wanita untuk mendapat perlakuan seperti
itu dari orang yang bahkan hanya sebatas pacar.
Karena dalam berpacaran yang baik
dan benar, seharusnya mereka bisa saling bertumbuh dalam hal yang positif,
saling membangun, saling menjaga perasaan, dan bisa bersikap adil yang
terutama. Adil untuk bisa mendapatkan apa yang menjadi haknya masing-masing.
Baik pria maupun wanita. Adil untuk bisa mendapatkan apa yang selayaknya dan
sepantasnya didapatkan.
Sumber referensi :
Film oleh mahasiswa Universitas Atmajaya yang berjudul Kekerasan dalam Pacaran.
Gambar diunduh dari
:
http://www.tugassekolah.com/2016/02/definisi-dan-pengertian-keadilan-serta-penerapannya-dalam-kehidupan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar