Kamis, 20 Oktober 2016

Pengabdian pada Budaya Leluhur

(Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian)

 

Kesenian Reog Ponorogo cabang dari tarian tradisonal yang berasal dari Jawa Timur. Tarian ini yang diperkirakan sudah ada sekitar abad ke-15, tepatnya ketika masa terakhir dari kerajaan Majapahit. Pada awalnya, tarian ini merupakan sindirian atas ketidakmampuan dari Bhre Kertabhumi dalam memimpin Majapahit kala itu. 

Ada lima versi mengenai asal mula kesenian Reog Ponorogo ini. Adapun salah satu cerita yang paling terkenal dari kelima cerita tersebut adalah ketika salah satu abdi yang bernama Ki Ageng Kutu berniat untuk melakukan pemberontakan kepada pimpinan Majapahit yang pada saat itu dijabat oleh Bhre Kertabhumi. 

Properti yang selalu digunakan untuk pertunjukan Reog Ponorogo ini tetap sama dengan awal pertama kesenian ini muncul.yakni penggunaan topeng yang mempunyai kepala seperti harimau atau singa yang diberi nama “Singa Barong”. Bagian atas dari Singa Barong ini terdapat banyak bulu-bulu merak yang bentuknya menyerupai kipas. Singa Barong ini dibuat oleh Ki Ageng Kutu tersebut menggambarkan “raja hutan” atau seorang yang berkuasa. 

Dari sejarah singkat di atas mengenai tari Reog Ponorogo, saya ingin mengaitkannya dengan tema Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian. Kita tahu bahwa tari ini pernah diklaim oleh Malaysia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budayanya. Mulai dari pakaian, makanan, adat istiadat dan masih banyak lagi. Tetapi sangat disayangkan justru dengan banyaknya budaya yang kita miliki membuat kita terutama generasi muda melupakan budaya bangsa sendiri.

Oleh karena itu, semoga dengan pengetahuan mengenai sejarah singkat tari reog di atas kita semakin bisa ikut andil dalam melestarikan budaya leluhur kita, budaya yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita. Karena kitalah harapan bangsa generasi muda yang begitu diharapkan untuk menjaga bangsa ini beserta segala yang dimilikinya termasuk budayanya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar